Selama ini, ajakan menjalani bimbingan konseling di sekolah di Indonesia menjadi hal tidak disenangi oleh siswa. Kebanyakan siswa bahkan sudah terlanjur 'alergi' dengan bimbingan konseling.
Ramuan konseling yang cocok diterapkan di Indonesia itu yang diajukan oleh Guru Besar Ilmu Budaya Konseling Universitas Negeri Malang (UM), Prof Dr Andi Mappiare AT MPd.
Konseling yang selama ini diterapkan di sekolah adalah berasal dari Amerika yang memang cocok diterapkan oleh konselor pada siswa Amerika. Namun, ternyata tidak terlalu cocok untuk dipraktikkan dalam hal pemecahan masalah pada siswa Indonesia.
"Siswa Indonesia cenderung tidak suka masalahnya dibicarakan secara mendalam. Anak-anak ingin percakapan terjadi secara menggembirakan, maka itulah yang kami ajukan," kata pria asal Sumbawa itu.
Bersama tim, Prof Andi menyusun konseling yang membicarakan hal-hal positif yang dimiliki seorang anak/siswa. Konselor diajak untuk berpikir dan mencari kelebihan siswa yang bermasalah ketimbang harus mengekspos dan membicarakan kesalahan anak yang bersangkutan.
"Contohnya siswa yang sering membolos, pasti karakternya adalah pemberani dan bertekad kuat. Konselor harus bisa mengarahkan potensi anak tersebut ke hal yang baik setelah mengajak anak tersebut berbincang mengenai kelebihannya itu," jelasnya.
Menurutnya, konselor yang baik akan dengan aktif menemukan masalah siswa lalu mengabarkannya dengan cara positif. "Sehingga bimbingan konseling tidak lagi dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai momok," ujarnya.
Ramuan konseling tersebut masih dalam proses penyusunan dan masih membutuhkan banyak uji serta pelatihan pada konselor. "Namun setelah beberapa kali uji coba pada beberapa mahasiswa, terbukti cara tersebut membuat anak lebih gembira dan menyebabkan perubahan perilaku menjadi lebih baik," tutupnya.
Tags:
Artikel